Selamat Berkunjung di Situs Resmi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Padang Panjang

SELAKSA PENYESALANKU (Catatan Seorang Narapidana)

Posted by Unknown Jumat, 26 April 2013 0 komentar
Bagikan Artikel Ini :

Pagi ini sambil menyulam di sebuah gajebo di taman, aku mulai merenungi apa saja yang sudah aku lakukan 2 tahun belakangan ini. Meresapi lagi kejadian-kejadian yang sudah aku lewati. Tanpa terasa mata mulai terasa perih menahan air mata yang hampir menetes karena kebahagiaan.
Ya, aku bahagia. Terimakasih Allah, aku mulai meyakini aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu, aku yang bertemperamen tinggi! aku yang sombong! Aku yang tidak pernah peduli dengan sekitar. Ya, aku yang sekarang adalah perempuan yang tidak mudah terpancing emosinya, perempuan yang lebih santai dalam menyikapi masalah-masalah yang ada.
Dulu aku bekerja sebagai project manager disebuah perusahaan event organizer yang cukup besar di Jakarta. Dan sudah tentu aku memiliki cukup banyak bawahan di divisi  yang aku pimpin. Aku adalah seorang atasan yang keras, galak, dan tidak bisa menerima kesalahan sekecil apapun yang dibuat oleh bawahanku. Jika itu terjadi, maka aku akan marah dan berteriak, “bodoh ya kamu! Masa hanya pekerjaan begini saja kamu gak becus ngerjainnya sih! Percuma perusahaan ini membayar gaji kamu! Sekali lagi kamu kembali dengan pekerjaan yang kacau seperti ini, saya jamin surat PHK akan kamu temukan dimeja kerja kamu! Mengerti?!” dan sentuhan akhirnya, aku akan melempar kertas-kertas laporan mereka kedalam tong sampah. Tidak hanya itu, jika aku sedang pusing dengan pekerjaanku, maka jangan pernah sekali-kali datang keruanganku, karena yang didapat oleh mereka pasti hanya usiran dan kibasan tangan tanpa kata-kata.
Lihatlah, sombongnya diriku ini! Ya, dulu aku tidak pernah  mau percaya bahwa hidup ini seperti roda yang berputar. Menurutku, jika mampu menahan alur roda itu kenapa kita harus ketakutan akan berada di bagian bawah! Keberhasilan dan kesuksesan bisa kuraih, karena usahaku sendiri. Kalau aku terus berusaha dan bekerja keras, roda itu akan terus berada di atas.
Rupanya Allah masih sangat menyayangiku. Buktinya aku diizinkan menjadi bagian roda terbawah, aku berbuat salah, aku terjatuh…dan akhirnya menjadi seorang narapidana.
Ketika aku bekerja dulu, aku selalu merasa gajiku ini tidak cukup, walaupun menurut banyak orang, gajiku sangat besar sekali. Aku selalu merasa kurang. Kemudian aku ditawari seorang teman untuk mengantarkan barang-barang dan aku mendapatkan uang seperti gajiku sebulan! Pekerjaan mudah, hanya mengantarkan barang. Kunikmati pekerjaan ini. Uangnya kupakai untuk bersenang-senang bersama pacarku. Kami tidak menikah, tapi kami tinggal bersama.
Aku sendiri sebenarnya telah memiliki anak dari pernikahanku terdahulu. Anakku tinggal di kota lain bersama ibuku. Aku takkan membiarkan anakku mengetahui kelakuan ibunya seperti ini.
Aku membutuhkan proses untuk mencintai Allah… ketika aku dimasukkan ke dalam penjara, saat itulah aku mulai berdoa, sholat dan mengaji. Aku meminta pertolongan Allah. Berdoa sepanjang hari, siang malam, terus berbuat baik… namun ketika aku mendapat kenyataan bahwa aku divonis 16 tahun penjara, aku benci pada Allah! Aku marah pada-Nya!
Aku sudah berusaha menjadi orang yang taat pada-Nya tapi Dia membuat aku semakin terpuruk! Berbulan-bulan tidak lagi aku menjalankan sholat, tidak mengaji, tidak melakukan ibadah apapun! Aku benci melihat mukena dan Al Qur`an yang tidak mendatangkan manfaatnya sedikitpun padaku. Allah tidak menepati janji-Nya! Dia membiarkan aku menderita seperti ini, Dia membuat aku menghabiskan hidupku seperti hewan dalam kandang. Berbelas-belas tahun!.
Aku benci dengan janji-janji  Allah yang sama sekali tidak terbukti. Kujalani hari-hariku di penjara dengan melamun dan menangis hingga tak jarang badanku bergetar hebat. Sampai satu malam… aku merasa begitu merindukan-NYA.. dan membutuhkan-Nya. Aku tidak mempunyai seorang pun yang dapat menolongku dan menenangkan hatiku..
Malam itu setelah sekian bulan lamanya, aku mengambil air wudhu dan mulai mengenakan mukenaku.. sepanjang sholat, butiran airmataku deras. Terlebih ketika keningku menyentuh sajadah…Aku, hambaMu yang sombong telah kembali bersujud pada-Mu Allah…
Selaksa penyesalan membuat tubuhku semakin bergoncang… Aku adalah hambamu yang berdosa dan bingung… aku datang pada-Mu mencari pengampunan dan belas kasih-Mu…aku membutuhkan-Mu ya Rabbi…
Malam itu, aku sadar, Allah tidak meninggalkanku, tapi aku yang meninggalkan-Nya. Allah mencintaiku tapi aku yang membenci-Nya, Allahlah telah berbuat baik sepanjang waktu, namun kesombonganku yang mendustakan-Nya.
Kini, di tempat ini, aku berusaha menjadi orang yang baru, yang lebih lembut dan selalu tersenyum memaklumi kesalahan yang dibuat oleh orang lain, tidak mudah marah, dan mudah memaafkan setiap kesalahan.
Dulu aku pikir penjara adalah neraka dunia, tempat orang yang diasingkan, tempat orang yang derajatnya rendah. Tapi kini, buatku penjara adalah tempat melembutkan hati yang keras, tempat untuk belajar sabar, tempat untuk pribadi seseorang menjadi lebih baik, dan mampu menaikkan derajat manusia di depan Allah.
Aku rasa aku patut bersyukur karena menjadi salah satu penghuni penjara. Walaupun orang lain mungkin berpikir aku gila, tapi sungguh aku merasa bebas… bebas dari dosa-dosaku yang sudah seperti lingkaran setan yang tak berkesudahan, bebas dari kesombongan diri….bebas…
Teng…teng…teng…
Aku kembali tersadar dari lamunanku begitu terdengar bel panggilan itu. Ya, itu adalah panggilan untuk kami, warga binaan untuk kembali ke kamar masing-masing.
Aku tersenyum. Langkahku lebih ringan, dan aku bahagia…sungguh aku bahagia…
Terimakasih ya Allah… Kau ubah aku dengan cara-Mu.
(Ditulis oleh salah seorang warga binaan Lapas Wanita Tangerang yang tidak ingin disebut namanya)



TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: SELAKSA PENYESALANKU (Catatan Seorang Narapidana)
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://rutanpadangpanjang.blogspot.com/2013/04/selaksa-penyesalanku-catatan-seorang.html . Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar :

Posting Komentar