Padang
- Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Kemenkumham) Kantor Wilayah (Kamwil) Sumatera Barat (Sumbar),
Febby Aromal bersujud syukur di hadapan Wakil Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia (Wamenkumham), Denny Indrayana. Hal tersebut dilakukan
secara spontan ketika menyampaikan testimoni tentang pengalaman
yang berkesan ketika mengikuti proses seleksi CPNS Kemenkumham di Kanwil
Sumbar.
Putra
pertama dari tiga bersaudara ini maju ke depan aula Kanwil Sumbar,
setelah Wamenkumham menanyakan kepada para CPNS untuk memberikan
testimoni dalam acara Arahan Wamenkumham Kepada CPNS Kanwil Sumbar,
Kamis (18/04). Febby memberanikan diri untuk berbagi suka dan duka
ketika mengikuti proses CPNS, yang Wamenkumham istilahkan dengan Calon
Pegawai Nihil Setoran.
x |
Wamenkumham memeluk Febby ketika memberikan testimoni di hadapan Pejabat , dan teman-teman CPNS Kanwil Kemenkumham Sumbar.
|
Di
hadapan kawan-kawan CPNS dan pejabat Kemenkumham Kanwil Sumbar, Febby
menceritakan bahwa dirinya berasal dari keluarga yang kurang mampu. "Ibu
saya hanya sebagai ibu rumah tangga, sedangkan ayah saya lumpuh,
padahal ayah sudah diperiksa ke dokter, tetapi dokter tidak menemukan
penyakit ayah saya. Sejak saat itu, saya bekerja menjadi buruh untuk
membantu keluarga. Saat itu, saya merasakan, bagaimana sulitnya ayah
saya mencari uang untuk keluarga," ujar Febby dengan suara yang
tersengah-sengah dan diiringi kucuran air mata.
Awalnya,
Febby tidak yakin dapat lulus menjadi CPNS Kemenkumham, karena tidak
punya uang dan kenalan di Kemenkumham. "Tetapi saya terus berusaha dan
berdo'a. Alhamdulillaah, saya lulus murni tanpa uang sepeserpun," kata
Febby diiringi dengan bersujud syukur di hadapan Wamenkumham, pejabat
Kemenkumham, dan teman-teman CPNS Kemenkumham Kanwil Sumbar. Wamenkumham
kemudian mengangkat tubuh Febby, dan memeluk Febby.
Sontak
saja, hal ini membuat suasana di dalam aula Kanwil Kemenkumham Sumbar
menjadi mengharukan. Tidak sedikit yang tersentuh dengan cerita Febby,
bahkan pejabat-pejabat di Kanwil Sumbar pun ikut meneteskan air mata.
Melihat situasi ini, Wamenkumham kemudian menunjuk Eka, salah satu CPNS
wanita yang sangat tersentuh dengan cerita Febby untuk maju ke depan.
Wamenkumham menenangkan Eka yang tersedu-sedu ketika memberikan testimoni.
|
|
Wamenkumham
menanyakan kenapa Eka menangis? Kemudian ia menjawab, mendengar cerita
dari Febby, dirinya menjadi teringat kepada kedua orang yang telah
tiada. "Ibu saya meninggal karena kanker ketika saya kelas 6 SD. Ayah
saya meninggal terkena bencana gempa bumi pada tahun 2009. Saya sangat
sedih, karena keberhasilan saya lulus CPNS tidak disaksikan oleh ke dua
orang tua saya," tandas Eka dengan menangis tersedu-sedu.
Mendengar
hal tersebut, Wamenkumham menenangkan dan meyakinkan Eka bahwa, ke dua
orang tua Eka melihat keberhasilan Eka. "Ayah-Ibu Eka pasti melihat
kesuksesan Eka dari alam sana, pasti," ujar Denny Indrayana. Wamenkumham
menegaskan, Febby dan Eka adalah bukti bahwa Kemenkumham telah
melakukan proses rekrutmen CPNS yang bersih dari praktek korupsi,
pungutan liar (pungli), dan curang.
Menurut
beliau, proses perekrutan CPNS yang bersih menjadi sangat penting.
"Ibarat ijab kabul, tidak sah orang yang menikahkan pasangannya dengan
uang suap. Karena suap dan pungli tidak pernah halal. Kalau awalnya saja
sudah tidak sah, berarti hubungannya sudah haram seterusnya. Begitu
juga dengan perekrutan CPNS ini, kalau di awal saja sudah menggunakan
uang suap untuk masuk menjadi CPNS, maka seterusnya menjadi haram," ujar
Wamenkumham.
Lebih
lanjut Wamenkumham mengatakan, CPNS kali ini, yang merupakan lulusan
yang bebas dari pungli dan suap, harus dipupuk dan dibina menjadi pohon
integritas. "Apa itu pohon integritas? Gampangnya adalah bebas korupsi,
bebas pungli. Pungli juga termasuk dalam korupsi, cuma pungli itu kecil
nominalnya, tapi tetap saja korupsi," kata beliau.
Oleh
karena itu, ujar Wamenkumham, CPNS ini harus terus dibina agar tidak
terkontaminasi oleh lingkungan sekitar yang tidak baik. "Realita saat
ini, untuk menolak suap, orang harus mengatakan maaf, orang yang
memberikan suap malah tertawa kecil, tidak memiliki rasa malu," tandas
Denny Indrayana mencontohkan adegan film Selamat Siang Risa yang diputar
di awal acara arahan Wamenkumham ini.
Mudah-mudahan,
harap Denny Indrayana, para CPNS Kemenkumham yang nihil setoran dapat
menjaga integritasnya di Kementerian. "Sehingga tidak lagi terjadi
mengatakan maaf untuk menolak suap dan korupsi," ujar Wamenkumham. (Zaka,
Budi)
Sumber : www.kemenkumham.go.id